Seperti Pohon Pisang yang tak kan mau MATI, sebelum menghasilkan Buah yang bisa dirasa oleh semua......bagaimana dengan kita?

Jumat, 12 Maret 2010

Arti hidup itu berjenis kelamin lak laki

Ketika membaca tulisan ini, berapakah usia kita sekarang ini? Bagaimana rasanya usia kita sebelumnya? Dan kira kira apakah kita akan merasakan rasa yang sama dengan perjalanan kecil dari usia kita yang lalu? Begitu sederhana dan kecilnya kita!!, jika yang sudah bekerja, berangkat pagi pagi, kadang lebih pagi lagi sudah bersiap untuk berangkat kerja, kadang malah jika yang memili anak ternyata mereka masih tertidur pulas, begitu mengharukan tidur mereka, tapi….kita sudah harus meninggalkannya untuk mencari rutinitas yang kadang membuat kita stress! Dan sore atau malam hari kita baru sampai kerumah kembali, dan kadang anak kita malah sudah terlelap kembali. Untung saja anak kita tidak memanggil kita dengan sebutan “om” karena begitu jarangnya kita bersua dan bercanda.

Kasihan kita, waktu begitu gesit menari nari dengan penuh pesonanya, hingga

telah menelan usia kita begitu cepat, pernahkah terpikr dihati, baru kemarin hari senin kok hari ini sudah senin lagi yah?!.

Hampir banyak agama, mengenal adanya hari akhirat….hari setelah kita mati dan perjalanan disana amat panjang, pernahkah kita mendengar dari seseorang, bahwa satu hari disana sama dengan 70,000 tahun disini?

Sekarang, apa sebenarnya tujuan kita hidup? Akankah seperti cerita diatas? Berangkat pagi pulang malam yang kadang dengan gaji pas pasan!

Diantara pembaca yang budiman,mungkin perhari ini sudah ada yang berusia 20, 30, 34, 40 dan mungkin sudah ada yang berusia 50, coba kita lihat standar usia rata rata orang di zaman sekarang ini, rata Cuma sampai 60 jika ada yang lebih itupun tidak banyak, dan mereka kadang sudha pikun dan sakit sakitan.

Sekarang sisa usia kita yang kira kira berdasar standar tersebut, yaaaah ada yang tinggal 10 tahun, 15 tahun, 30 atau ada yang tinggal 1 tahun 2 bulan, padahal usia kita itu rahasia Illahi, hanya Engkau ya Rabbi yang Maha Tahu, dan siapa yang sangka jika usia kita hanya sampai sore ini, atau pagi ini!!!

Pohon pisang dengan kebisuannya ternyata jika kita pelajari begitu banyak mengajarkan arti kehidupan kepada kita… dan bisa jadi banyak pohon lain bisa menjadi guru yang baik.

Seorang tetangga pernah bilang, kenapa yang pohon pisang setiap kita tebang akan selalu tumbuh lagi, dan kadang tumbunya lebih cepat dari sebelumnya. Berkali kali kita tebang dan berkali kali pohon itu tumbuh? Rahasia untuk mematikannya adalah ketika pohon pisang itu sudah berbuah baru kita tebang. Ehm begitu sederhana “MENGHASILKAN DULU UNTUK LINGKUNGAN, BARU MATI”

Jadi kita hidup itu harus menghasilkan atau bahasa indahnya berbuat baik untuk lingkungan? Baru kita bisa merasakan makna hidup yang sebenarnya? Khan kita sudah maksimal membahagiakan keluarga, istri dan anak?! Apakah itu cukup?!!! Coba rasakan bagaimana perjalanan hidup kita hingga seusia seperti sekarang ini, sudahkah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya kita inginkan?

Pohon pisang itu, tidak memberikan buahnya kepada anaknya saja, tetapi kepada mahluk lain, kepada binatang atau manusia yang tidak sama bentuknya dan jenisnya dengan mereka, kenapa pohon itu mau melakukan seperti itu, dan mati setelah menghasilkan buah yang dirasakan tidak hanya untuk “anak”nya saja

Mungkin ada yang bertanya, mungkinkan anak pohon pisang merakan buah dari ayah atau ibunya? Itulah bahasa alam, ketika kita memberikan yang baik kepada mahluk lain atau lingkungan, maka lingkungan akan memberikan tujuh kali lebih kepada kita. Pak tani akan berupaya bagaimana anak anak pohon pisang itu tumbuh dengan baik (ini cara pohon induk pisang memberi makan pisang kepada anaknya), pak tani akan merawat anak pohon pisang, membersihkan dan menjaga dari hama, itulah cara induk pisang memberi makan buah pisang kepada anaknya. Ya, dengan memberikan dahulu kepada orang lain atau mahluk lain maka tujuh kebaikan akan dirasa. Saudara/I berani mencoba?

Coba saudara/I yang budiman rasakan dan bayangkan, adakah pelajaran yang bisa kita petik dari pohon pisang? Apakah arti hidup itu sudah sempurna dengan hanya kita memberi nafkah kepada keluarga saja? Apa yang terjad jika induk pisang hanya memberi “makan” diri sendir dan anaknya saja dan tidak memberikan buahnya kepada mahluk lain? Bisa jadi pohon pisang itu tidak ada dikenal oleh manusia atau mahluk lain karena tidak ada manfaat yang dirasa oleh yang lain. Pohon pisang dengan buahnya yang bermanfaat bagi yang lain, akhirnya mempunya banyak nama dan terkenal bagi mahluk lain, walaupun induk mereka sudah mati, tapi kenangan tentang mereka masih dapat dirasa, iya nggak?

So,jadi…..yuuuk kita berikan kebaikan kepada orang lain, orang sukses adalah orang yang bisa menjadikan orang sukses, orang yang bisa memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan orang lain, orang yang bisa memberi kepada orang lain, orang yang bisa menyenangkan orang lain

Dan endingnya adalah kita akan merasakan kebahagian yang hakiki, ketika kita bisa memberi.
Kita akan dikenang atau kebaikan dan upaaya kita,walaupun kita sudah tiada. Orang akan bercerita tentang yang baik tentang kita walaupun sudah puluhan tahun kita sudah tiada, itu makna panjang umur yang sebenarnya.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar