Seperti Pohon Pisang yang tak kan mau MATI, sebelum menghasilkan Buah yang bisa dirasa oleh semua......bagaimana dengan kita?

Rabu, 21 April 2010

Menjadi Kaya Hati dari batu bata

Batu Bata memang sering kita lihat, dan banyak dari kita yang menggunakannya.
Percayakah saudara/I, bahwa ada Wibawa besar dan kearifan yang luar biasa yang didapat dari “Batu bata” tersebut?

Batu batu bata ternyata memiliki perjalanan yang luar biasa!
Penuh dengan kesederhaan dan sentuhan kekuatan yang luar biasa!
Buktinya ?!.

1. Ketika pertama kali

batu bata akan kita buat, yang pertama dilakukan adalah memilah tanah yang baik dan yang kotor dan berpasir, setelah didapat Tanah liat yang baik dikumpulkan dalam satu wadah.

2. Selanjutnya tanah tersebut dimasukan kedalam cetakan dan dipukul pukul supaya padat dan hasilnya bagus, apakah hasilnya pasti bagus, setelah dipukul pukul?

3. Setelah dibentuk dengan dipukul pukul lalu dimasukan ke dalam tungku, untuk pengerasan, jika kualitas tanah terlihat bagus diawal ketika dibakar akan terlihat jelas mana tanah yang bagus dan yang kurang bagus dan akhirnya hancur dan dibuang begitu saja.

4. Yang bagus, siap dikirim untuk dijual dan ditumpuk tumpuk terlebih dahulu, disinipun ada yang hancur dan dibuang, walau kadang masih ada yang mau membeli hanya untuk perataan tanah dan jalan yang tidak seberapa nilainya.

5. setelah mengalami berbagai perjalanan panjang dan penuh dengan “pembetukan diri” sang batu bata telah membuahkan hasil dengan ikut berperan dalam pembuatan bangunan. ketika dibuat bangunan yang kokohpun ternyata berada pada tempat yang tak terlihat oleh kita.!

Apa yang bisa kita petik dari perjalanan yang luar biasa batu bata tersebut?
Ketika kita ingin dan merasa sudah termasuk orang baik, ternyata tidak hanya tercetus dari lisan semata, tapi harus dibuktikan tentang kualitas kita. Apakah benar kita termasuk orang yang baik? Yang merasa sudah dan harusnya ditempatkan pada posisi yang baik? Tentunya itu semua perlu pembuktian bukan?

Setelah kita berusaha masuk saringan sebagai orang yang merasa baik, pembuktian pertama adalah cobaan (seperti no. 1 & no.2 pada batu bata), seberapa besar kuatnya kita dan bertahan dari “pukulan” atau pembentukan kepribadian kita dengan dimunculkannya cobaan? Jika tidak kuat, siap siap saja kita akan tersingkir pada babak awal. Coba kita lihat “ke bawah” banyak dari kita yang menerima cobaan lebih besar dari kita dan mereka masih tetap bertahan dan bersabar. Mereka tidak ingin tersingkir dibabak awal padahal langkah kita masih jauh dan belum terlihat kualitas kita.

Setelah kita terbentuk dalam “ukuran yang standar” ternyata itu masih juga belum bisa dikatakan kita sudah baik, masih harus dimatangkan hingga kita benar benar menjadi kuat dan menjadi batu yang siap pakai

Banyak dari kita yang sudah berusia 35 tahun keatas, dimana kita sudah seharusnya matang luar dalam, ternyata masih berlaku seperti layaknya tak ada batas akhir perjalanan hidup ini.

Ada orang bijak yang berkata “ketika orang sudah mencapai usia 40 tahun masih cinta dunia, lempar saja ke Neraka” entah apa maksud dari kata kata bijak tersebut, tapi kenapa saya terlintas bahwa makna tersebut adalah peringatan keras bagi kita, bahwa diusia tersebut layaknya kita harus makin memikirkan tabungan akhirat kelak.

Sudah merasa cukupkah tabungan kita untuk perjalanan panjang nanti?
Sudahkah kita mengihitung total tabungan akhirat kita ?
Apakah sudah pantas kita mendapat tiket perjalanan ke syurga dengan tabungan sebesar itu?
Cukupkah dengan 10-20 tahun dari sisa usia kita (itu jika Allah ijinkan, jika siang ini kita meninggal?!) kita bergelut dengan Ibadah saja tanpa melihat sekitar kita? Mungkinkah itu kita lakukan dengan kondisi perkekonomian seperti sekarang ini?

Ada riwayat bahwa seorang ahli ibadah telah beribadah selama 500 tahun, dan bertanya apakah sudah layak masuk ke syurga karena ibadahnya? Ternyata ketika minta ditimbang, nilai ibadah selama 500 tahun hanya bernilai dua buah biji matanya yang begitu banyak memberikan kenikmatan hidup saat dapat melihat. Itu 500 tahun?!

Lalu apa yang harus kita lakukan?
Lihat item 5 dari batu bata, dia tidak ingin hancur karena hanya disimpan digudang saja tanpa digunakan. Walaupun kualitas sudah bagus alias KW1, tetapi harus digunakan untuk suatu pembangunan yang megah ataupun rumah sederhana.

Naaah ketika batu bata itu aktif membangun suatu bangunan maka disitulah Nilai dari batu bata itu dihargai, apalagi jika perlakuannya penuh dengan keikhlasan dan berharap akan Ridho-Nya. Yah seperti batu bata yang bisa membentuk suatu bangunan kokoh tapi tidak berharap minta dimunculkan didepan agar kelihatan.!

Ikut membangun itulah yang menjadikan usia batu bata panjang, tidak hancur ketika didiamkan digudang.

Lihat hasil perjuangan dari Rasulullah, sahabat atau jika beliau dianggap terlalu tinggi untuk dijadikan contoh bagaimana dengan Umar bin Abdul Azis sang pemimpin yang dalam hitungan tahun telah memakmurkan negrinya. Dan menjadikan kenangan hingga sekarang ini. Itulah panjang umur yang sebenarnya. Ketika kita sudah meninggal ternyata kebaikan kita akan selalu dirasa oleh saudara/i kita dan dikenang.

Lalu.....?

Jika kita penulis, mari tebarkan tulisan kita yang mengajak kepada kebaikan dan kesabaran.

Jika kita punya posisi ditempat kerja mari kita ajak rekan kerja untuk tidak melalaikan ibadah wajib, seperti sholat tepat waktu, mengundang Ustadz untuk qultum 15 menit di mushollah pada sore hari setelah pulang kerja, atau jam istirahat.

Mengajak tetangga untuk mengadakan kegiatan dengan mengundang dan makan bersama dengan anak yatim, dimana mereka sulit untuk merasakan makan enak seperti sepotong ayam bakar, ikan bakar. Kita beri mereka bingkisan kue atau lainnya seharga 10-15rb. Bagaimana senangnya hati mereka, dan doa mereka akan mengalir memenuhi ruang hati

Atau kita urunan (patungan) dengan tetangga se- RT atau RW sebesar 1,000 hingga 5,000 rupiah, kita kumpulkan dan kita undang guru ngaji untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak anak kita, atau bahkan kita yang ingin belajar.

Dan masih banyak lagi cara untuk membangun hati dan arti kehidupan yang sebenarnya.

Sepertinya sederhana yang kita lakukan, seperti sederhananya batu bata saling bertumpuk, tapi hasilnya...!!

Coba buktikan dan rasakan sendiri.
Upaya kebaikan alangkah bagusnya jika dimulai dari yang kecil, hingga ketika tertanam dihati, Insya Allah kebaikan besar pun akan mudah kita lakukan. Dan RAsakan BEDANYA.

Attaqymandiri.blogspot.com



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar