Catatan harian mulai terbuka dipagi yang sederhana ini
Warnanya begitu dingin berbalut sentuhan hujan
Gerak hati tak seperti biasanya, mungkin karena warna pagi ini agak berbeda
Terlintas
usaha yang sudah bergulir
pagi ini kesunyian mulai merangkak
Memaksa tubuh ini yang berbalut dengan keletihan kerja hingga larut malam
Membuka mata yang begitu lelah bekerja hingga lupa waktu
Semangat ini harus tetap menyala walau badai letih sering menyapa
Kini ku baru sadar
Dalam lamunan yang begitu panjang
Apa yang telah kulakukan ?
Apa yang sedang kucari sesungguhnya?
Puluhan tahun sudah kulakukan ini semua, tanpa henti dan kini mulai lelah dan letih
Usiaku kini mulai manja
Tak mampu menatap jauh kedepan, membaca pun harus mengunakan kaca mata tebal
Apalagi untuk bermain bola, berjalan pun sudah cepat lelah rasanya
Apa yang telah kulakukan?
Apa yang sedang kucari sesungguhnya?
Apakah akan bergulir terus seperti ini?
Hingga mati ?
Dan ketika mati telah tiba
Apakah yang telah kulakukan itu kan mampu menjaga diriku dari panas nya api neraka?
Yang panasnya tujuh pulu ribu kali dari panas dunia
Apalagi ketika nanti kita dikumpulkan dan siap menerima hasil raport kita
Jarak matahari hanya sejengkal!!
Duhai diriku
Tidaklah ada yang terlupa?
Lupa yang begitu tergadai dalam dunia
Hingga hanya rutinitas semu yang mengekang
Duhai diriku
Tidakkah kau memikirkan tabungan akhirat?
Tidakkah kau begitu peduli dengan kehidupan lain yang amat panjang dan panjang
Yang tak kan dapat dibayangkan oleh siapapun
Betapa panjangnya kehidupan disana
Begitu tak ada rasa dunia ini dibanding disana nanti
Duhai diriku
Tidak kau pikirkan itu
Jangan kau ragu untuk melakukan yang kecil sekalipun tentang kebaikan
Walau hanya itu memindahkan batu atau paku ditengah jalan
Walau itu hanya bersedekah dengan uang kecil
Walaupun itu hanya mengantar istri belajar mengaji
Walaupun itu hanya membersihkan tempat wudhu yang kotor oleh jejak kaki
Walaupun itu..........
Duhai diriku
Jangan kau ragu
Coba kumpulkan serpihan amal dimanapun berada
Baik dalam tulisan maupun tenaga
Apalagi dalam harta
Jakarta 18 Mai, tepian senja yang mulai terlelap
Attaqymandiri
pagi ini kesunyian mulai merangkak
Memaksa tubuh ini yang berbalut dengan keletihan kerja hingga larut malam
Membuka mata yang begitu lelah bekerja hingga lupa waktu
Semangat ini harus tetap menyala walau badai letih sering menyapa
Kini ku baru sadar
Dalam lamunan yang begitu panjang
Apa yang telah kulakukan ?
Apa yang sedang kucari sesungguhnya?
Puluhan tahun sudah kulakukan ini semua, tanpa henti dan kini mulai lelah dan letih
Usiaku kini mulai manja
Tak mampu menatap jauh kedepan, membaca pun harus mengunakan kaca mata tebal
Apalagi untuk bermain bola, berjalan pun sudah cepat lelah rasanya
Apa yang telah kulakukan?
Apa yang sedang kucari sesungguhnya?
Apakah akan bergulir terus seperti ini?
Hingga mati ?
Dan ketika mati telah tiba
Apakah yang telah kulakukan itu kan mampu menjaga diriku dari panas nya api neraka?
Yang panasnya tujuh pulu ribu kali dari panas dunia
Apalagi ketika nanti kita dikumpulkan dan siap menerima hasil raport kita
Jarak matahari hanya sejengkal!!
Duhai diriku
Tidaklah ada yang terlupa?
Lupa yang begitu tergadai dalam dunia
Hingga hanya rutinitas semu yang mengekang
Duhai diriku
Tidakkah kau memikirkan tabungan akhirat?
Tidakkah kau begitu peduli dengan kehidupan lain yang amat panjang dan panjang
Yang tak kan dapat dibayangkan oleh siapapun
Betapa panjangnya kehidupan disana
Begitu tak ada rasa dunia ini dibanding disana nanti
Duhai diriku
Tidak kau pikirkan itu
Jangan kau ragu untuk melakukan yang kecil sekalipun tentang kebaikan
Walau hanya itu memindahkan batu atau paku ditengah jalan
Walau itu hanya bersedekah dengan uang kecil
Walaupun itu hanya mengantar istri belajar mengaji
Walaupun itu hanya membersihkan tempat wudhu yang kotor oleh jejak kaki
Walaupun itu..........
Duhai diriku
Jangan kau ragu
Coba kumpulkan serpihan amal dimanapun berada
Baik dalam tulisan maupun tenaga
Apalagi dalam harta
Jakarta 18 Mai, tepian senja yang mulai terlelap
Attaqymandiri
0 komentar:
Posting Komentar