Seperti Pohon Pisang yang tak kan mau MATI, sebelum menghasilkan Buah yang bisa dirasa oleh semua......bagaimana dengan kita?

Senin, 31 Mei 2010

GAJIMU ADALAH SEBAGIAN YANG SANGAT KECIL DARI KESELURUHAN REZEKIMU.

Berbicara mengenai Gaji ternyata tidak ada habisnya? benarkan...? dan selalu amat berkesan....dan ada artikel yang amat bagus dibawah ini.....

Sahabat Indonesia yang hatinya tulus dan tegas,

Seorang Salary Zombie tidak menjadi Zombie dengan sendirinya.

Sebetulnya, ada sebuah proses pen-zombie-an yang pada banyak organisasi telah melembaga dengan sangat kuat.



Meskipun tidak terang-terangan dilakukan untuk men-zombie-kan orang,
tidak sedikit pemimpin yang berlaku mengecilkan semangat bawahan dan semua yang lebih muda dari mereka; dan dengannya,
mengkerdilkan semangat mereka untuk menjadi pribadi-pribadi yang bernilai.

Para bawahan akan secara bertahap kehilangan ketertarikan untuk mencapai hasil yang baik,
karena para atasan menilai bawahan mereka dengan menggaris-bawahi kesalahan, dan bukan merayakan keberhasilan.

Belum lagi setiap hari, mereka menyaksikan ketidak-jujuran para atasan dan rekan-rekan mereka.
Mereka dinilai loyal kepada atasan bukan karena mereka mengupayakan pencapaian hasil, tetapi jika mereka menutupi ketidak-mampuan dan ketidak-jujuran para atasan.
Atasan mencurigai para reformer dan menamai mereka penggoyang kemapanan.
Rekan-rekan Anda yang lain, mungkin karena mereka telah men-zombie - mereka memberikan predikat negatif kepada Anda yang aktif mengusulkan ide perbaikan.

Ada juga di antara mereka yang mengalahkan Anda melalui kedekatan palsu dengan para atasan.
Dan yang lebih menyakitkan - adalah mereka, yang dipromosikan karena kerja keras Anda, kemudian menjadi atasan Anda yang semena-mena.
Perhatikanlah, bahwa semakin tua dan semakin besar organisasi di mana Anda berada, akan semakin terlembagakan proses pen-zombie-an seperti itu.
Dalam lingkungan seperti itu, hanya careerist yang bertahan dan tidak menjadi zombie.

Hanya pemberani yang bisa menjadi careerist.

Sahabat saya, pribadi Indonesia yang besar potensinya,
yang tidak mengijinkan impian-impian kecil sebagai pengisi kesadarannya,

Sebuah karir yang baik biasanya dimulai dari keberserahan yang tulus kepada tugas pemuliaan sesama,
kemudian tumbuh menjadi partisipasi yang kritis,
kemudian membesar menjadi perjuangan yang penuh tantangan,
dan kemudian mendewasa menjadi sebuah kewenangan yang mapan dan yang berdaya ubah besar.

Proses yang bisa menjadi catatan menonjol dalam sejarah keluarga seperti itu tidak mungkin dicapai oleh orang-orang yang mengutamakan keselamatan gaji yang itu-itu saja.

Karir yang baik selalu dicapai melalui perjalanan yang beresiko, karena bahkan pada tingkat-tingkat tertingginya - sebuah karir masih tetap beresiko.

Dan

Sebuah karir yang baik membutuhkan perawatan berkelanjutan, sehingga sebetulnya tidak ada karir yang jadi dan telah selesai.

Tetapi, bagi mereka yang malas, kerja keras dan perjuangan untuk memenangkan karir yang baik, yang kemudian keberlanjutan dalam perawatannya,
adalah alasan utama untuk tidak agresif membangun karir yang baik.

Sebagai gantinya,
mereka memilih merawat perasaan kecil dan tidak berarti, dalam menghubungkan satu tanggal gajian ke tanggal gajian berikutnya.

Bagaimana dengan keberanian?
Seperti halnya dengan kesungguhan, kita tidak mungkin menghindari keberanian.
Perhatikanlah dan sebar-luaskanlah dalam kepemimpinan dan pergaulan Anda, bahwa:

Dia yang tidak berani mengupayakan kecemerlangan, harus berani hidup dalam keredupan.

Sahabat saya yang hatinya ranum bagi pencapaian kebesaran hidupnya,
Anda seorang pribadi Indonesia yang bersungguh-sungguh bekerja untuk menjadikan dirinya bernilai.,
Anda dilahirkan sebagai careerist.
Maka bersungguh-sungguhlah dalam keberanian Anda.
..........

Sahabat saya yang hatinya baik,

Untuk yang berikut ini, saya mohon Anda membacanya seperti jika Anda menasehatkannya kepada adik yang lebih muda;

Apakah engkau sedang menunggu gajimu berlaku baik kepadamu?
Janganlah memperlakukan gajimu seperti makhluk hidup yang menyiksa mu.

Gajimu adalah pilihanmu.
Jika engkau mengeluhkan gajimu, sebetulnya engkau sedang mengeluhkan kebijakanmu sendiri.



Adikku yang harus segera mencerdaskan dirinya dalam memilihkan pintu rezeki bagi kesejahteraan diri dan keluarganya,
Apakah pernah kusampaikan kepadamu sebelum ini, bahwa
Gajimu adalah sebagian yang sangat kecil dari keseluruhan rezekimu.

Tetapi, engkau hanya menghadapkan wajah dan hatimu kepada gajimu, dan berlaku seperti gajimu hanya satu-satunya cara bagi Tuhan untuk menyejahterakanmu.
Engkau telah menetapkan dirimu sebagai penghamba di jalan yang kecil gajinya, karena engkau merasa tak sesuai bagi tempat-tempat yang membayar tinggi.

Tetapi, kemudian engkau mengeluh, merintih, dan meratap di jalan yang kecil gajinya itu, sambil menggunakan air matamu untuk menutupi pandanganmu dari jalan-jalan rezeki Tuhan yang telah menyejahterakan banyak saudaramu yang lebih ikhlas.

Mengapakah engkau memilih tempat yang membayar kecil, padahal engkau tahu bahwa impian-impian hatimu terlalu besar untuk dibiayai oleh bayaran-bayaran kecil?
Mengapakah engkau membiarkan diri yang pantas bagi semua bayaran besar itu, merambat di tempat yang memperlakukan semua orang seperti tidak bermutu?
Sekarang, dekatkanlah telinga hatimu kepadaku,

Adikku, gajimu itu bukan penunjuk nilaimu bagi kehidupan ini, dan bukan tanda penghormatan dunia kepadamu.
Engkau mengeluhkan gajimu, mungkin karena engkau belum sepenuhnya lulus dari sekolah dasar kesyukuran.

Mungkin juga engkau belum sepenuhnya menggunakan apa pun gajimu, sebagai modal terbaik untuk membiayai tindakan-tindakan kecil yang berbakat besar. Untuk itu, engkau harus lulus sekolah menengah keikhlasan.

Atau, mungkin engkau sudah dibayar dengan baik, tetapi engkau mendahulukan kesenangan membeli yang tidak berguna bagimu. Dan untuk itu, engkau tidak harus lulus dari apa pun, kecuali berpikir sedikit lebih cerdas.

Gajimu bukanlah dirimu.

Untuk sementara ini, gajimu hanyalah tanda bahwa engkau harus menjadi pribadi yang lebih jernih pikirannya, yang menepatkan pilihan-pilihannya, dan bersikap lebih logis dan tegas untuk mendahulukan yang penting bagi kesejahteraan dan kebahagiaanmu.

Sekarang, berhentilah mengeluh.
Alihkanlah tenaga keluhanmu, dan gunakanlah ia untuk menguatkan pilihan-pilihan barumu.
Engkau berhak untuk dihargai lebih tinggi.
Hanya sekarang,
Apakah engkau berlaku yang memantaskanmu bagi penghargaan tinggi?

...........


Sahabat saya yang hatinya baik sekali,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahan hari ini menjadi awal dari terbukanya semua pintu rezeki yang lebih besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan Anda dan keluarga tercinta.

Pastikanlah bahwa Anda berlaku lebih berkasih-sayang kepada keluarga dan kerabat Anda.
Sadarilah, bahwa perasaan baik mereka itu, penting bagi perlakuan baik kehidupan kepada Anda.

Terima kasih atas kebersamaan yang baik ini.

Loving you all as always,

Salam super,

Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta



Artikel Terkait:

1 komentar:

cahayhatisholeh mengatakan...

artikel yang luar biasa, memang benar kalo dipikirkan lebih mendalam tentang artikel ini. tOP

Posting Komentar